06 July 2009

melepas

The truth hurts and a lie's worse
How can I give anymore when I love you a little less than before

But we're running through the fire when there's nothing left to save
It's like chasing the very last train when we both know it's too late

James Morisson

ceritanya masih berkisar pada pangeran muda berpedang karat. dia salah memakai strategi perang, itu yg membuat pasukannya gugur sebelum perang. aku hanya sekarang hanya bisa diam. kalian pasti bertanya mengapa ada aku? ya, aku yang dibawanya berperang selama 3 tahun belakangan ini. tadinya aku punya kuda putih kesayanganku. tapi dibunuhnya kuda itu oleh sang pangeran. sehingga sekarang aku hanya mengikatkan tanganku di kaki kuda itu. kalian pasti meringis memikirkannya. ketika kuda itu berlari dipecut oleh sang pangeran, ketika kuda itu mengeluarkan hajatnya.
aku sebenarnya selalu mencoba untuk melepaskan tali itu.
tapi pangeran mencaciku...
"wanita murahan, budak sialan, aku menyesal mengenalmu, wanita pembual dusta, katanya kau setia padaku?"
oh, pangeran.. ya aku memang setia padamu tapi siapa tahan? kau menjanjikan aku kebebasan dan kebahagiaan. tapi kau hanya memberikan aku cucuran darah dan hajat kuda.
siapa tahan dengan keadaan seperti ini? kau hanya memberikan janji2mu
seperti ketika kau berjanji akan memberikanku minum jika kita bertemu oase di tengah perjalanan kita. kenyataan berkata lain. sesampainya di oase kau berpesta dengan sekitar, meminum arak hingga mabuk, sehingga aku harus menggotongmu dengan luka membusuk disekujur tubuhku. lalu apa? akupun harus memuaskan birahimu.
apa arti semua ini duhai durjana..
siapa yang tahan dengan semua perlakuanmu.
kau bilang aku menjijikan tapi kemudian kau jilati aku
kau bilang aku pendusta tapi kau katakan percaya padaku
kau bilang kau menyesal mengangkatku menjadi permaisurimu, ahh seharusnya aku yg berkata seperti itu.

pangeran demi langit dan bumi
tolong lepaskan tali ini pangeran
walaupun aku membusuk tapi aku layak bahagia
tapi tidak denganmu

No comments: